Rabu, 10 Desember 2014

PROGRESSIVISME DALAM PERUBAHAN PRILAKU ANAK ( REVISI )



Rev MAT 3/A/12
PROGRESSIVISME DALAM PERUBAHAN PRILAKU ANAK
Asas Filosofi Progressivisme (Ontologi, Epistemology, Aksiologi)
1. Pandangan Ontologi  Progressivisme
Secara ontologi progressivisme adalah pengalaman yang diartikan sebagai ciri dinamika hidup, dan hidup adalah perjuangan tindakan dan perbuatan.
Menurut ontologi progressivisme potensi intelegensi ini meliputi mengingat, imajinasi, menghubung-hubungkan, berkomunikasi (sosial) dan lain-lain. Eksistensi dan realita mind (pikiran) hanyalah didalam aktivitas dalam tingkah laku. Mind (pikiran) ialah apa yang manusia lakukan. Dan mind (pikiran) pada prinsipnya adalah yang berperan didalam pengalaman.
Jelaslah, bahwa selain kemajuan atau progress, lingkungan dan pengalaman mendapatkan perhatian yang cukup dari progresivisme. Sehubungan dengan ini, menurut progresivisme, ide-ide, teori-teori atau cita-cita tidaklah cukup diakui sebagai hal-hal yang ada, tetapi yang ada ini haruslah dicari artinya bagi suatu kemajuan atau maksud-maksud yang lainnya. Di samping itu manusia harus dapat memfungsikan jiwanya untuk membina hidup yang mempunyai banyak persoalan dengan silih berganti.
2. Pandangan Epistemologi Progressivisme
Secara epistemologi progressivisme yaitu Pengetahuan dimana informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan-catatan (buku-buku, perpustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu.
Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar persiapan kita menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus disesuaikan dan dimodifikasi dengan realita baru didalam lingkungan. Kebeneran adalah kemampuan suatu ide memecahkan masalah, kebenaran adalah konsekuen daripada suatu ide, realita penegtahuan dan daya guna didalam hidup (Nor Syam, 1986:236).
3. Pandangan Aksiologi Progressivisme
Secara  aksiologi progressivisme adalah  nilai yang dapat dilihat dari:
a. Approach empiris (pendekatan pengalaman) yaitu nilai etika dan sosial dalam pendidikan adalah nilai instrumental (baik untuk lingkungan atau masyarakat) dan nilai instrinsik (menjadi baik untuk dirinya sendiri), nilai sosial dan nilai individu, perkembangan sebagai nilai.
b. approach artistic (pendekatan kepada nilai yang memperkaya ekspressi manusia) dalam pendidikan yaitu :
1. Nilai estetika yang mana nilai ini adalah nilai keindahan yang dinikmati hidup atau berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya. misalnya seseorang melihat matahari terbenam di sore hari maka akan menimbulkan perasaan senang karena melihat betapa indahnya matahari terbenam.
2. ilmu pengetahuan dan seni. ilmu dan seni tidak dapat dipisahkan, melainkan suatu prestasi manusia. bahkan, dalam proses penciptaan hasil-hasil seni, bukanlah semata-mata fungsi-funsi kreatif saja melainkan juga fungsi-fungsi berpikir. seperti membuat barang-barang keramik, menenun dan juga seperti melukis dan bermusik.
Dasar Filosofis Progresivisme
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan logika dan sistematis berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh manusia dari proses interaksinya dengan berbagai realita, baik melalui pengalaman langsung ataupun tidak langsung. Karena pengetahuan itu adalah saran bagi kemajuan manusia.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan disini sangat dinamis dan berubah sesuai dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan adalah bukti nyata suatu kemajuan manusia dalam menjalani kehidupan. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat.
Aliran ini memandang, bahwa yang rill adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Manusia adalah makhluk fisik yang berevolusi secara biologi, sosial dan psikologis dan karena itu manusia terus menerus akan berkembang ke arah yang lebih baik dan pengembangan, karena memang ia adalah organism yang aktif, yang secara terus menerus merekonstruksi, menginterpretasi dan mereorganisasikan kembali berbagai pengalamannya, sehingga manusia akan selalu menemukan pengetahuan untuk, kemajuan dirinya tanpa henti. Jadi, manusia sesuatu yang hakikatnya ini akan selalu menunjuk ke arah kemajuan. Esensi kemanusiaan adalah semangat untuk mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan. Dan oleh karena itu, lembaga pendidikan mestilah berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan days kreafivitas subjek didiknya agar memiliki kemampuan dalam mengatasiberbagai problem diri dan masyarakatnya, sehingga memiliki semangat mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang berguna bagi pengembangan diri dan masyarakatnya progresivisme berpendapat bahwa akal manusia bersifat aktif dan selalu ingin mencari tabu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan kebenarannya secara empiris.
Pemikiran Progresivisme Tentang Pendidikan
Asas pokok aliran ini adalah bahwa manusia selalu tetap survive terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan. Oleh karena itu aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain tidak bukan adalah proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu masyarakat.
Aliran progresivisme sangat memberikan penghargaan yang tinggi terhadap individualisms anak didik, namun ia juga menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperasi dari kompetisi. Progresivisme juga menempatkan pengajaran bahasa asing keno dan modern sebagai suatu yang dibutuhkan bagi subjek didik sekolah tingkat menengah pertama, sebab hanya dengan cara demikian pars subjek didik akan dapat mengenal dunia secara baik dan luas.
Implementasi Asas Filosofi Progressivisme Dalam Perubahan Tingkah Laku Anak
Pandangan mengenai belajar, filsafat progressivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempunyai akal dan kecerdasan sebagai potensi yang merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Maka filsafat progressivisme mengakui anak didik memiliki potensi akal dan kecerdasan untuk berkembang dan mengakui individu atau anak-anak pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya.
John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Artinya disini sebagai proses pertumbuhan dan proses dimana anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup disekolah saja. Jadi sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Artinya sekolah adalah bagian dari masyarakat. Untuk itu sekolah harus mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itu filsafat progressivisme menghendaki isi pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah sambil berbuat (praktek)”.
John Locke mengemukakan, bahwa sekolah hendaknya ditujukan untuk kepentingan pendidikan anak. Kemudian Jean Jacques Rosseau menyatakan anak harus dididik sesuai dengan alamnya, jangan dipandang dari sudut orang dewasa. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak dengan dunianya sendiri, yaitu berlainan sekali dengan alam orang dewasa.
Maka sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan sebagai wadah pembinaan dan pendidikan anak-anak didik dalam rangka menumbuh kembangkan segenap potensi-potensinya agar berkembang kearah maksiamal. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab akan tugas pendidikannya. Seluruh aktivitas-aktivitas yang dijalankan guru harus diperuntukkan untuk kepentingan anak didik. Metode mengajar dengan dasar filsafat pendidikan progresivisme antara lain adalah:
• Memberikan soal latihan dalam bentuk teka-teki kepada anak didik.
• Membuat kelompok atau grup belajar, dengan mengelompokkan minat masing-masing anak pada suatu topik.
• Membicarakan topik hangat yang sedang beredar di masyarakat secara bersama-sama di dalam ruang kelas.
Asas belajar aliran ini dapat di ikhtisarkan dalam pokok-pokok yaitu :
1. Interest , minat anak
2. Effort, usaha berupa self-activity
3. Purpose, tujuan yang jelas untuk apa ia belajar atau apa gunanya belajar
4. Intellegensi, potensi untuk mengerti, memecahkan masalah, komunikasi dan daya cipta
5. Habit, yakni kebiasaan yang sudah ada, dan pembinaan pola-pola kebiasaan baru yang lebih efektif
6. Growth, pengalaman-pengalaman harus mendorong perkembangan pribadi, demikian seterusnya.
7. Organism, anak adalah satu unit organism, ia belajar dengan seluruh kepribadiannya, baik jiwa maupun badaniah
8. Culture, lingkungan alamiah, adalah realitas yang dalam batas-batas tertentu dapat dibina manusia. Lingkungan sosial-budaya adalah produk karya dan cipta manusia. Kebudayaan tetap merupakan wujud yang mempunyai antar hubungan dengan perkembangan pribadi.
Jadi aliran progressivisme dalam perubahan tingkah laku anak didik ini menekankan adanya perubahan menuju kemajuan dari perkembangan pengetahuan anak didik tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar