Pengertian
Aliran filsafat: Epistemologi, Empirisme, Rasionalisme, Positivisme,
Intuisionisme, Iluminasionisme, Logika, Esensi, Aksidensi, Abstraksi.
Epistemologi, membicarakan anatara lain hakikat pengetahuan, iaitu
apakah pengetahuan itu sesungguhnya. Juga membicarakan sumber pengetahuan
dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Tatkala manusia lahir ia tidak
memiliki ilmu pengetahuan sedikitpun ketika sudah dewasa memiliki pengetahuan
banyak sekali. Runes dalam kamusnya (1971) menjelaskan bahua epistemomologi is the branch of philosophy
which investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge.
Empirisme, kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuannya melalui pengalamannya. Bila dirujuk kemabali kepada kata
asalnya, pegalaman yang dimaksuda ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu
gula manis karna ia pernah merasakannya. Menurut aliran ini pertama-tama
manusaia itu kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang
kosong itu, lalu ia memiliki pengetahuan, sesuatu yang tiak dapat diamati
dengan panca indera bukan dinamakan pengetahuan jadi aliran ini menyatkan
pengelaman indera itulah sumber pengetahuan yang sebenar.
Rasionalisme,
aliran ini menyatkan bahua akal
adalah dasar kepastian pengetahuan. Manusia, menurut aliran ini, memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan akal mengakap objek. Tokoh alira ini Rene Descartes. Aliran Rasionalisme
tidak mengingkari peranan indera dalam memperoleh pengetahuan tetapi ia haya
sebatas perangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal
dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampai kepada kebenaran adalah semata-mata
dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum
jelas, kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman
berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang
benar. Jadi akal bekerja karna ada bahan idera, akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan tanpa bahan inderawi.
Positivisme,
tokoh aliran ini August Compete
(1798-1857) aliran ini menyatakan bahwa indera itu amat penting dalam
pemperoleh pengetahuan, akan tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan
diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi melalui
eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas dan sistematik.
Panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, berat dengan
kiloan dan sebagainya. Jadi pada
dasarnya aliran positivism bukanlah aliran yang khas berdiri sendiri ia hanya
menyempurnakan aliran empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama.
Intuisionisme,
Hendri Bergson adalah tokoh aliran
ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatas, akalpun terbatas.
Objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah, jadi menrut
aliran ini pengetahuan kita tentanya juga tidak pernah tetap. Akal juga
terbatas, akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan
dirinya pada objek tersebut, jadi dalam hal ini manusia tidak mengetahui
keseluruhan (unique), tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada
objek, akal hanya mampu memahami bahagian tertentu pada objek kemudian bahagian-bahagian
itu digabungkan oleh akal, sehingga terbentuk pengetahuan yang utuh.
Iluminasionisme, aliran ini berkembang di kalangan tokoh-tokoh agma di dalam
Islam disebut teori Ksyf, teori ini
menyatkan bahua manusia yang hatinya telah bersih, telah “siap”, sanggup
menerima pengetahuan tuhan. Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu
dengan cara latihan, dalam Islam disebut suluk.
Secara umumnya teori ini lebih banyak diajarkan dalam tashawwuf.
Logika,
salah satu cabang filsafat yang telah
dikembangkan Aristotel. Logika membicarakan norma-norma berpikir benar agar
diperolehi dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam bentuk logika
iaitu formal dan material.
1.
Logika
formal, yang bisa disebut dengan nama
logika saja, ialah logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk
(form) berpikir. Logika formal merupakan logika bentuk. Dalam
logika dikenal perbedaan antara kesimpulan yang tepat dan kesimpulan yang benar.
Kesimpulan yang tepat diperolehi bila bentuk berpikirnya benar
(material form).
2.
Logika
material, yang meneliti isi kesimpulan
itu benar atau salah maka ia disesuaikan isi kesimpulan itu disesuaikan dengan
objeknya.
Esensi, ciri yang menunjukkan bahua ia adalah ia sendiri, cirri
yang menunjukkan ke-“adaan”-nya suatu zat. Ia boleh dikatakan juga ciri yang
tidak boleh tidak ada pada objek itu, bila ensensi hilang maka benda itu
bukan menunjukkan benda itu lagi.
Aksidensi, ciri pelengkap pada zat yang lebih mengkhususkan objek itu
dari objek-objek lain sehingga ia dapat dibedakan.
Abstraksi, ialah sesuatu yang tidak wujud dan tidak dapat dibuktikan
melalu penginderaan tetapi ia dapat di yakini adanya hanya melalui mata batin.
Contohnya kita membuat gambaran dalam jiwa kita tentang bentuk sesorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar