SEJARAH
PERKEMBANGAN KURIKULUM TAHUN 1952
By: Stefanus and Septina
1. Landasan Yuridis Kurikulum 1952
Landasan yuridis kurikulum 1952
tidak berbeda jauh dari kurikulum 1947. Landasan idiil adalah Pancasila yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sedangkan konstitusionalnya adalah UUD
1945. Landasan operasionalnya adalah UU No. 4 tahun 1950 dan UU No. 12 tahun
1954.
2. Tujuan Pendidikan
Dalam
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1950 terdapat beberapa rumusan tujuan pendidikan.
Di antaranya:
a. Tujuan
pendidikan dalam skala nasional yang disebut tujuan pendidikan nasional.
Tujuan
pendidikan nasional berdasarkan UU nomor 4 Tahun 1950 Bab II pasal 3 adalah
membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
b. Tujuan
pendidikan setiap jenjang yang mencakup tujuan pendidikan sekolah rendah,
tujuan pendidikan sekolah menengah, dan tujuan sekolah tinggi.
Tujuan pendidikan sekolah menengah
berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 1950 Bab V pasal 7 dirumuskan bahwa
pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan kejuruan) bermaksud melanjutkan
dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah untuk
mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing kesanggupan murid menjadi
anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus
sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat dan/atau
mempersiapkan bagi pendidikan dan pengajaran tinggi. Konsep pendidikan menengah
dalam undang-undang ini mencakup Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Berdasarkan tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan di sekolah menengah yang telah dipaparkan di
atas, maka tujuan kurikulum pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan siswa
ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan
khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan belajar.
3.
Isi dan Struktur Kurikulum
Isi
kurikulum 1952 jauh lebih rinci dibandingkan kurikulum 1947. Oleh karena itu
kurikulum 1952 disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Berikut ini rincian isi
kurikulum 1952.
Kelompok Bahasa
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Daerah
Kelompok Ilmu Pasti
1. Berhitung dan aljabar
2. Ilmu ukur
Kelompok Pengetahuan
Alam
1. Ilmu Alam/kimia
2. Ilmu Hayat
Kelompok Pengetahuan Sosial
1. Ilmu Bumi
2. Sejarah
Kelompok Ekonomi
1. Hitung dagang
2. Pengetahuan dagang
Kelompok ekspresi
1. Seni suara
2. Menggambar
3. Pekerjaan tangan/kerajinan wanita.
Pendidikan jasmani
Budi pekerti 1)
Agama 2)
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan mata pelajaran bahasa dan
agama, sebagaimana dicantumkan dalam UU No. 4 tahun 1950 Bab IV pasal 5 ayat 1
dan 2, di antaranya:
Ayat 1:
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan adalah bahasa pengantar di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
Ayat 2:
Di taman kanak-kanak dan tiga kelas
yang terendah di sekolah rendah, bahasa daerah boleh dipergunakan sebagai
bahasa pengantar.
Berkaitan dengan pelajaran agama,
dalam struktur kurikulum pelajaran agama memang diberi jam khusus namun dalam
pelaksanaannya diserahkan pada masing-masing orang tua.
Hal
itu dipertegas pada UU No. 4 tahun 1950 Bab XII pasal 20 ayat 1 dan 2 sebagai
berikut:
Ayat
1:
Dalam sekolah-sekolah Negeri
diadakan pelajaran agama; orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan
mengikuti pelajaran tersebut.
Ayat
2:
Cara menyelenggarakan pengajaran
agama di sekolah-sekolah Negeri diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri Agama.
Dari
petikan dua ayat itu tersirat maksud bahwa pelajaran agama merupakan pilihan.
Apabila si murid masih kanak-kanak, keikutsertaan murid ditentukan atas seizing
orang tua. Orang tua memiliki hak untuk membolehkan atau melarang ikut
pelajaran agama. Apabila siswa telah dewasa, dia boleh menetapkan ikut dan
tidaknya pelajaran agama.
Pendidikan
budi pekerti sebagai pendidikan moral sudah diangkat sebagai mata pelajaran di
kurikulum 1952. Namun, mata pelajaran budi pekerti yang berisi pendidikan moral
itu masih nmenjadi mata pelajaran yang bersifat pilihan. Oleh karena itu dalam
struktur nkurikulum belum disediakan jumlah jam pelajaran secara khusus
diperuntukkan bagi pendidikan budi pekerti. Berikut ini struktur kurikulum yang
dimaksud.
Table
Struktur Program Kurikulum SMP 1952
Kelompok
|
Mata
Pelajaran
|
Kelas
|
|||
I
|
II
|
IIIA
|
IIIB
|
||
I
|
Kel. Bahasa
|
||||
1.
B. Indonesia
|
5
|
5
|
6
|
5
|
|
2.
B. Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
3.
B. Daerah
|
2
|
2
|
2
|
1
|
|
Sub jumlah
|
11
|
11
|
12
|
10
|
|
II
|
Kelompok Ilmu Pasti
|
||||
1.
Berhitung dan aljabar
|
4
|
3
|
2
|
4
|
|
2.
Ilmu ukur
|
4
|
3
|
4
|
||
Sub jumlah
|
8
|
6
|
2
|
8
|
|
III
|
Kelompok Pengetahuan Alam
|
||||
1.
Ilmu Alam/kimia
|
2
|
3
|
2
|
2
|
|
2.
Ilmu Hayat
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
Sub jumlah
|
4
|
5
|
4
|
4
|
|
IV
|
Kelompok Pengetahuan Sosial
|
||||
1.
Ilmu Bumi
|
2
|
2
|
3
|
3
|
|
2.
Sejarah
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
Sub jumlah
|
4
|
4
|
5
|
5
|
|
V
|
Kelompok Ekonomi
|
||||
1.
Hitung dagang
|
1
|
2
|
|||
2.
Pengetahuan dagang
|
2
|
||||
Sub jumlah
|
1
|
4
|
|||
VI
|
Kelompok ekspresi
|
||||
1.
Seni suara
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
2.
Menggambar
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
3.
Pekerjaan tangan/kerajinan wanita.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
Sub jumlah
|
5
|
5
|
5
|
5
|
|
VII
|
Pendidikan jasmani
|
3
|
3
|
3
|
3
|
VIII
|
Budi pekerti 1)
|
||||
IX
|
Agama 2)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
37
|
37
|
37
|
37
|
4.
Proses Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral,
nilai, dan aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun,
dan jiwa nasionalisme ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan
peraturan sekolah yang tegas. Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada
guru. Siswa ditempatkan sebagai objek yang menerima informasi
sebanyak-banyaknya dari guru.
5.
Penilaian
Sistem
Penilaian pada kurikulum 1952 hampir sama dengan kurikulum 1947, yakni
dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum catur wulan, dan ujian Negara.
Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk
menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas.
Ujian
penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar
tahun 1958 digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP dapat
dinyatakan lulus jika memiliki maksimal nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau
equivalennya (nilai 4 equivalen dengan dua nilai 5, nilai 3 equivalen dengan
nilai angka 5).
Daftar Rujukan
Tim Penyusun. 2009. Perkembangan Kurikulum SMP: Struktur
Program, Proses Pembelajaran, dan Sistem Penilaian Sejak Zaman Penjajahan
Sampai dengan Era Reformasi. Jakarta: Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar